Jakarta – SERANTAUMEDIA Sebanyak 1.326 guru Sekolah Rakyat tetap mengajar di lokasi penempatan meski 143 lainnya mundur pada tahap awal penugasan. Data itu disampaikan Kementerian Sosial, Selasa (30/9).
Dari total 1.469 guru yang lolos seleksi tahap pertama, ratusan memilih mundur dengan alasan jarak penempatan terlalu jauh, akses transportasi sulit, hingga status pekerjaan baru sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
“Pengunduran diri ini terjadi sebelum seluruh proses pelantikan selesai,” kata pejabat Kementerian Sosial dalam keterangan resmi.
Meski ada pengurangan, pemerintah memastikan proses belajar-mengajar tetap berjalan. Tenaga pengganti disiapkan untuk mengisi kekosongan di sekolah penerima program.
Selain itu, pemerintah melakukan evaluasi terhadap mekanisme penempatan agar hambatan serupa dapat diminimalkan pada gelombang rekrutmen berikutnya.
Guru yang tetap bertugas kini menghadapi tantangan logistik, termasuk tempat tinggal, akses transportasi, serta penyesuaian metode mengajar sesuai kondisi fasilitas sekolah dan kebutuhan murid.