PEKANBARU | SERANTAUMEDIA - Dalam upaya serius mengantisipasi musim kemarau yang rawan kebakaran, Pemerintah Provinsi Riau resmi menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Gubernur Riau, Abdul Wahid menjelaskan bahwa berbagai langkah strategis telah dilakukan, termasuk rekayasa cuaca untuk menurunkan hujan buatan di kawasan rawan karhutla.
“Kami, bersama BMKG dan BPBD, telah melakukan penyemaian garam untuk modifikasi cuaca (TMC) di daerah-daerah rawan. Ini sebagai upaya pencegahan, karena mencegah tentu lebih baik daripada memadamkan,” ujar Wahid.
Langkah tersebut tidak hanya bersifat teknis, tapi juga edukatif. Pemerintah Provinsi Riau terus mendorong keterlibatan publik melalui berbagai kegiatan sosial, seperti Fun Run se-Riau dan Jambore Karhutla, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya karhutla.
Selain itu, Wahid juga menyoroti pentingnya keterlibatan dunia usaha dalam pengendalian kebakaran hutan.
Ia mengingatkan bahwa pengelolaan perusahaan, khususnya perkebunan, harus dilakukan secara bertanggung jawab agar tidak menjadi penyebab kebakaran.
“Dunia usaha harus ditata dengan baik agar tidak memicu kebakaran. Bagi yang belum memahami, akan kami beri pengarahan (profer),” tegasnya.
Gubernur Wahid menegaskan komitmennya untuk terus menjaga lingkungan Riau yang kaya akan budaya dan ekosistem unik.
“Riau adalah rumah rumpun Melayu. Merawat tuah, menjaga marwah. Bersama kita bangun Riau yang lebih baik,” pungkasnya.