• Sat, Aug 2025

Eksekutif Apple Nekat Lakukan 'Diskusi Hebat' dengan Indonesia di Tengah Larangan iPhone 16

Eksekutif Apple Nekat Lakukan 'Diskusi Hebat' dengan Indonesia di Tengah Larangan iPhone 16

Seorang eksekutif perusahaan teknologi raksasa AS Apple mengatakan pada hari Selasa, 7 Januari 2025, bahwa ia baru saja melakukan pembicaraan penting dengan Kementerian Perindustrian setelah Indonesia melarang penjualan iPhone 16.


SERANTAUMEDIA - Seorang eksekutif perusahaan teknologi raksasa AS Apple mengatakan pada hari Selasa, 7 Januari 2025, bahwa ia baru saja melakukan pembicaraan penting dengan Kementerian Perindustrian setelah Indonesia melarang penjualan iPhone 16.

Negara Asia Tenggara itu telah melarang raksasa teknologi yang berkantor pusat di California itu untuk menjual model telepon pintar terbarunya di negara itu. 

Pemerintah hanya akan mengizinkan Apple menjual iPhone 16 secara legal di Indonesia jika perusahaan itu memiliki setidaknya 35 persen komponen produknya yang bersumber dari dalam negeri.

Apple sebelumnya telah mengusulkan untuk melakukan sejumlah investasi. Baru-baru ini, perusahaan berjanji untuk menginvestasikan USD 1 miliar dengan laporan yang mengatakan bahwa hal itu mencakup rencana untuk mendirikan pabrik lokal untuk AirTag, perangkat yang membantu melacak barang yang hilang.

Setelah tidak banyak kemajuan yang berarti, Nick Ammann -- wakil presiden urusan pemerintahan global di Apple -- terbang ke Jakarta untuk bertemu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Agus hanya menghabiskan waktu sekitar 30 menit dengan para petinggi Apple. 

Ia membiarkan timnya menangani sisa diskusi hari itu. Ammann meninggalkan gedung kementerian sekitar pukul 17.45 tetapi hanya memberikan komentar singkat tentang pembicaraan tersebut.

“[Itu] diskusi yang hebat, diskusi yang hebat,” kata Ammann kepada pers di Jakarta, Selasa.

Agus -- yang telah meninggalkan daerah itu lebih awal -- mengatakan Indonesia menolak memberikan batas waktu bagi Apple untuk berinvestasi di negara ini, dan mengatakan bahwa pembuat telepon pintar itu harus mengambil waktu untuk memastikan bahwa investasinya dapat menciptakan sebanyak mungkin lapangan pekerjaan.

"Kami tidak menetapkan batas waktu [untuk investasi Apple]. Kami dapat mencapai kesepakatan hari ini, malam ini, besok, minggu depan, atau bahkan bulan depan. Kami mungkin tidak memiliki tenggat waktu, tetapi yang penting bagi kami adalah substansi [investasi]," kata Agus kepada wartawan setelah keluar dari negosiasi.

Agus mengomentari janji investasi Apple senilai $1 miliar, dengan mengatakan bahwa hal itu “tidak cukup”. Bagi Indonesia, Apple harus memenuhi empat dari apa yang disebut “prinsip kewajaran” yang ditetapkan Jakarta.

"Pertama, kami ingin melihat seberapa besar investasi Apple di negara lain, misalnya Vietnam dan India. Kedua, seberapa besar investasi pesaing Apple seperti Samsung, Xiaomi, dan Huawei di Indonesia?" kata Agus.

Indonesia akan memperhitungkan nilai tambah yang akan dihasilkan dari investasi Apple. Menteri menambahkan: “Terakhir, tetapi yang terpenting, [kami ingin melihat] seberapa besar penciptaan lapangan kerja dari investasi Apple.”

Agus mengatakan pihaknya telah menerima usulan investasi resmi pada hari Senin. Namun, ia enggan menyebutkan angka investasi yang diajukan dalam dokumen yang baru diserahkan.

“Baiklah, kita berdoa saja semoga ada kabar baik,” kata Agus sebelum masuk ke dalam mobilnya. *** (dmh)