SERANTAUMEDIA - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah, mengeluarkan 17 kali guguran lava dengan ketinggian maksimum 1.800 meter hingga Sabtu dini hari, 4 Januari 2025.
Gunung berapi ini juga mencatat 204 kali gempa bumi selama periode tersebut.
"Terpantau sebanyak 17 kali guguran lava pijar yang mengarah ke barat daya menuju Kali Bebeng dan Kali Krasak dengan luncuran maksimum 1.800 meter," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santosa dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.
Cuaca di sekitar Gunung Merapi berkisar antara cerah hingga berawan, dengan angin tenang dan suhu antara 16,4°C hingga 25°C. Kelembaban tercatat sebesar 65-99 persen.
"Secara visual, gunung berapi itu sebagian besar tampak cerah, meskipun terkadang tertutup kabut. Asap putih tipis membumbung setinggi 25 meter di atas puncak," kata Agus.
Pada hari Jumat, Gunung Merapi mencatat 144 gempa runtuh, 49 gempa hibrida, dan 11 gempa vulkanik dangkal, dengan amplitudo dan durasi yang bervariasi.
Merapi masih berstatus Level III (Waspada). Bahaya utama meliputi aliran lava dan gelombang piroklastik, terutama di sektor selatan-barat daya, termasuk Sungai Boyong (hingga 5 km) dan Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (hingga 7 km).
"Di sektor tenggara, Sungai Woro memiliki jangkauan bahaya hingga 3 km, dan Sungai Gendol hingga 5 km. Material vulkanik dari letusan eksplosif berpotensi mencapai radius 3 km dari puncak," jelas Agus.
Warga diimbau untuk menghindari aktivitas di dalam zona bahaya, tetap waspada terhadap aliran lava dan awan panas, terutama saat hujan di dekat Merapi, dan bersiap menghadapi gangguan akibat abu vulkanik. Jika terjadi peningkatan aktivitas yang signifikan, status gunung berapi tersebut akan dinilai ulang. *** (dmh)