SERANTAUMEDIA - Setidaknya 763 sapi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, telah terinfeksi Penyakit Kaki dan Mulut (PMK), yang mengakibatkan 61 kematian selama beberapa bulan terakhir, menurut Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan setempat.
Dinas melaporkan lebih dari 4.000 sapi di kabupaten tersebut telah divaksinasi, dan 42 sapi yang terinfeksi telah pulih.
Namun, penyakit tersebut masih terus menyerang ternak, dengan kematian terakhir dilaporkan di Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, di mana dua sapi mati dalam beberapa hari terakhir.
Wabah ini telah menyebabkan kepanikan di kalangan petani, mendorong banyak dari mereka menjual ternak mereka dengan harga lebih rendah untuk menghindari kerugian finansial lebih lanjut.
"Banyak sapi di desa ini yang dijual karena takut mati karena penyakit PMK dan tidak ada pemasukan. Kemarin, seekor sapi yang cukup besar dijual hanya dengan harga Rp 10 juta, padahal harga normalnya di atas Rp 15 juta," kata Sudarsono, seorang peternak setempat, pada hari Selasa.
Dokter hewan Fahmi Galuh mengonfirmasi kematian sapi di Desa Kertonegoro dan melaporkan bahwa sedikitnya sembilan sapi di sana dinyatakan positif FMD.
Kasus PMK di Jawa Tengah
Di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, dinas peternakan setempat melaporkan 37 kasus PMK positif dan empat kematian sapi dalam sebulan terakhir.
"Kasus PMK menjadi perhatian utama kami saat ini. Kami telah membentuk tim reaksi cepat yang terdiri dari dokter hewan untuk memantau kasus dan menerapkan tindakan pencegahan dini," kata kepala departemen Agus Iwan Haswanto.
Tim tersebut telah melakukan inspeksi di peternakan dan pasar ternak untuk mendeteksi PMK dan mencegah penyebarannya. Para petani telah diperingatkan agar tidak memperdagangkan ternak yang terinfeksi untuk mencegah wabah tersebut.
Petani setempat Sutono berbagi kisah sukses, melaporkan bahwa sapi-sapinya yang terinfeksi pulih sepenuhnya setelah perawatan intensif.
“Saya mengobati mereka dengan antibiotik, vitamin berkualitas tinggi, dan memisahkan mereka dari sapi-sapi yang sehat. Keempat sapi yang terinfeksi kini telah pulih sepenuhnya,” katanya.
Kasus PMK di Rembang terbanyak ditemukan di Kecamatan Sarang, dekat perbatasan dengan Provinsi Jawa Timur, yang diduga menjadi episentrum wabah.
Penyakit kaki dan mulut adalah penyakit virus yang sangat menular yang menyerang hewan berkuku terbelah seperti sapi, domba, kambing, dan babi. Penyakit ini disebabkan oleh Aphthovirus dan menyebar dengan cepat melalui kontak langsung, pakan, air, atau peralatan yang terkontaminasi, dan bahkan penularan melalui udara dalam beberapa kasus.
Gejala PMK meliputi demam, lepuh di mulut dan kaki, mengeluarkan air liur, pincang, dan kehilangan nafsu makan. Penyakit ini sering mengakibatkan kerugian ekonomi yang parah bagi petani karena berkurangnya produksi susu, berkurangnya tingkat pertumbuhan, dan kematian hewan yang terinfeksi.
Kampanye vaksinasi merupakan strategi utama dalam mengendalikan wabah PMK, bersama dengan karantina, pembatasan pergerakan, dan pemusnahan pada kasus yang parah. *** (dmh)