• Wed, Oct 2025

Laba BCA Tumbuh 8,5%, Potensi Cuan Saham Capai 50 Persen

Laba BCA Tumbuh 8,5%, Potensi Cuan Saham Capai 50 Persen


JAKARTA — SERANTAUMEDIA Laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) selama Januari–Agustus 2025 tumbuh 8,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). Capaian tersebut melampaui perkiraan KB Valbury Sekuritas dan sejalan dengan konsensus analis, menandakan kinerja bank swasta terbesar di Indonesia ini masih solid.

Analis KB Valbury Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi, menyebut fungsi intermediasi BCA tetap kuat di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif.
“Total penyaluran kredit tumbuh 9,3 persen yoy, melebihi panduan manajemen, industri perbankan, dan proyeksi kami,” tulis Akhmad dalam riset yang dikutip Minggu (5/10/2025).

Ia menambahkan, pertumbuhan transaksi perbankan digital dan pembayaran non-tunai turut menjaga stabilitas biaya dana (cost of fund/CoF) serta menopang margin bunga bersih (net interest margin/NIM) sepanjang sisa tahun. “Solidnya aktivitas transaksi membantu menjaga profitabilitas BCA,” ujarnya.

Terkait kekhawatiran pasar soal pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loans), Akhmad menilai hal itu tidak beralasan. Berdasarkan data historis pascapandemi, rata-rata laba bersih BCA tumbuh 21,3 persen yoy, meski pinjaman belum dicairkan meningkat. “Rekam jejak tersebut menegaskan kemampuan BCA untuk tetap tumbuh di tengah kondisi yang menantang,” kata dia.

KB Valbury Sekuritas pun mempertahankan rekomendasi beli (buy) untuk saham BBCA dengan target harga Rp 11.080 per saham, berbasis Gordon Growth Model (GGM). Potensi keuntungan (return) yang bisa diperoleh investor mencapai 47,2 persen dari level harga saat ini.

Valuasi saham BBCA dinilai masih menarik. Dengan price to book value (PBV) 2025 sebesar 3,4 kali, saham ini diperdagangkan di bawah -2 standar deviasi dari rata-rata historisnya yang mencapai 3,6 kali. Price earning ratio (PER) BBCA juga masih di bawah rata-rata, yakni 16,28 kali dibanding -2 SD tiga tahun terakhir sebesar 17,56 kali.

Harga saham yang sedang murah mendorong lonjakan investor ritel. Berdasarkan data Stockbit Sekuritas, jumlah pemegang saham BBCA per 30 September naik menjadi 612.173 pihak, melonjak hampir 90 ribu dibanding akhir Agustus yang sebanyak 522.914 pihak.

Meski demikian, di sisi lain investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 7 triliun dalam sebulan terakhir.