SERANTAUMEDIA - Indonesia tengah bersiap membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang didedikasikan untuk pengembangan chip semikonduktor melalui kemitraan dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) di Jawa Barat, penasihat ekonomi senior Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan pada hari Rabu, 15 Januari 2025.
Berbicara pada sebuah acara di Jakarta, Luhut, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri investasi di bawah mantan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, menggarisbawahi kebutuhan penting untuk memajukan industri semikonduktor Indonesia agar dapat bersaing dengan rekan-rekan regional.
"Kami akan persiapkan, mungkin dengan membuat kawasan ekonomi khusus di ITB, khususnya untuk semikonduktor," kata Luhut. Ia memperingatkan bahwa tanpa tindakan agresif, Indonesia berisiko tertinggal dari negara-negara seperti Malaysia, yang telah menarik investasi global yang signifikan di sektor ini.
Semikonduktor, yang merupakan bagian integral dari teknologi modern, semakin dipandang sebagai industri strategis. Luhut menggambarkan sektor ini sebagai penggerak ekonomi baru yang potensial dan mampu mempercepat pertumbuhan nasional.
Pelajaran dari Taiwan dan Korea Selatan
Dalam opini tahun 2024 untuk Jakarta Globe , Lili Yan Ing, Penasihat Utama untuk Asia Tenggara di Institut Penelitian Ekonomi untuk ASEAN dan Asia Timur (ERIA), membahas pentingnya kolaborasi antara akademisi dan industri dalam membangun ekosistem semikonduktor yang kuat, dengan menyebut Taiwan dan Korea Selatan sebagai model kesuksesan.
Institut Penelitian Teknologi Industri (ITRI) Taiwan telah memainkan peran penting dalam menjembatani penelitian dan industri, mendorong inovasi dan daya saing global.
Sementara itu, Korea Selatan telah banyak berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan, menciptakan kemitraan antara universitas dan raksasa teknologi seperti Samsung dan SK Hynix untuk memastikan ketersediaan bakat terampil yang stabil.
“ASEAN dapat belajar dari model-model ini dengan mengembangkan program-program khusus dan menyelaraskan penelitian akademis dengan kebutuhan industri,” tulis Lili.
Dukungan pemerintah sangat penting bagi negara-negara ASEAN untuk berkembang di sektor semikonduktor. Lili menambahkan bahwa negara-negara seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam telah menyadari hal ini dan menawarkan insentif untuk menarik investasi semikonduktor.
Ekspor semikonduktor ASEAN mengalami pertumbuhan signifikan, naik 41,6 persen dari $189,9 miliar pada tahun 2018 menjadi $268,8 miliar pada tahun 2023, menurut data ITC. Kawasan ini kini menguasai 23,6 persen pasar ekspor semikonduktor global, yang nilainya mencapai $1,14 triliun pada tahun 2023. *** (dmh)