SERANTAUMEDIA - Indonesia menargetkan untuk mencatat ekspor senilai hampir USD 294,5 miliar untuk tahun 2025 guna mendorong perekonomian negara menuju pertumbuhan 8 persen seperti yang ditargetkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Prabowo optimistis bahwa ekonomi Indonesia dapat tumbuh 8 persen dalam masa jabatan pertamanya, melampaui tingkat pertumbuhan alami negara sebesar 5 persen.
Sasaran ambisius ini diwujudkan dalam peningkatan target ekspor tahunan. Indonesia yang kaya sumber daya alam ini menargetkan ekspor sebesar USD 294,5 miliar pada tahun 2025, naik 7,1 persen tahun-ke-tahun (yoy) dari target ekspor tahunan sebesar USD 274,9 miliar pada tahun 2024.

"Kami mempertimbangkan produk domestik bruto (PDB) global dan nasional, nilai tukar rupiah terhadap dolar, dan harga komoditas dunia saat menyusun target ekspor 2025," kata Menteri Perdagangan Budi Santoso kepada pers di Jakarta, Kamis, 9 Januari 2025.
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berencana untuk kembali menaikkan target ekspor hampir 7,1 persen secara tahunan pada tahun 2026, dengan total USD 315,3 miliar.
Target tersebut akan melonjak 7,9 persen menjadi USD 340,2 miliar pada tahun 2027, dan naik hampir 8,8 persen menjadi USD 370 miliar pada tahun berikutnya.
Pemerintahan Prabowo saat ini juga bermaksud untuk menutup tahun terakhir masa jabatannya dengan ekspor sebesar USD 405,7 miliar pada tahun 2029, yang menandai pertumbuhan 9,6 persen secara tahunan dibandingkan dengan target tahun 2028.
Indonesia Tetapkan Target Ekspor Sebesar USD 294,5 Miliar pada Tahun 2025
Indonesia juga ingin agar lebih banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) -- yang menyumbang sekitar 61 persen dari PDB nasional -- menembus pasar internasional.
Pada tahun 2025, Indonesia telah menetapkan target ekspor sebesar USD 19,3 miliar untuk UMKM. Menurut Budi, pada tahun 2029, usaha kecil ini diharapkan dapat membukukan ekspor sekitar USD 35,3 miliar pada tahun itu.
Data pemerintah menunjukkan total ekspor Indonesia mencapai sekitar USD 241,3 miliar dalam 11 bulan tahun 2024. Data terbaru tersebut hanya mencakup angka ekspor keseluruhan hingga November.
Sektor nonmigas Indonesia menyumbang $226,9 miliar dengan bahan bakar mineral menyumbang 15,9 persen dari barang yang diekspor. Tiongkok tetap menjadi tujuan utama Indonesia untuk ekspor nonmigas, mencapai USD 54,4 miliar selama periode tersebut.
Saat ini, Indonesia memiliki 19 perjanjian perdagangan bebas bilateral dan multilateral. Perjanjian-perjanjian ini telah memberi Indonesia akses pasar yang lebih baik ke ASEAN, China, Australia, dan Jepang, antara lain. *** (dmh)