• Sun, Aug 2025

Panen Perdana Cabai Merah di Kampar: Solusi GNPIP Riau untuk Stabilitas Harga Pangan

Panen Perdana Cabai Merah di Kampar: Solusi GNPIP Riau untuk Stabilitas Harga Pangan

KPw BI Riau, Panji Achmad, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Riau masih menghadapi defisit produksi cabai merah, yang menyebabkan ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.


KAMPAR | SERANTAUMEDIA - Dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Riau, panen perdana cabai merah digelar di lahan Kelompok Tani Jaring Mas Sejahtera, Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar.

Acara ini menandai langkah penting dalam upaya pengembangan klaster komoditas cabai merah di daerah tersebut untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal.

Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Riau, Panji Achmad, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Riau masih menghadapi defisit produksi cabai merah, yang menyebabkan ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.

“Hadirnya GNPIP, khususnya melalui program pengembangan klaster komoditas cabai merah di Kampar, diharapkan dapat menambah pasokan dari hasil panen lokal. Dengan demikian, kita bisa mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah,” ujarnya, Kamis (6/2/2025).

Panji juga mengingatkan bahwa meskipun Riau tengah berusaha meningkatkan produksi cabai merah, pasokan dari provinsi lain tetap dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga.

“Kami berharap, meskipun ada defisit dalam beberapa komoditas seperti cabai, beras, dan bawang merah, pengendalian harga tetap bisa ditopang oleh pasokan dari luar daerah,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Asisten II Setdaprov Riau, M Job Kurniawan, menyatakan bahwa panen perdana ini membuktikan potensi besar Riau untuk meningkatkan produksi cabai merah.

“Kami yakin Riau bisa mencukupi kebutuhan cabai merah di masa mendatang dengan dukungan teknologi digital farming dan pengelolaan pola tanam yang lebih tepat,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Jaring Mas Sejahtera, Indra Naufal, menuturkan bahwa program ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi petani, tetapi juga menunjukkan hasil yang sangat signifikan.

“Sebelumnya, produksi cabai merah hanya mencapai 0,5 kg per pohon. Namun, setelah menerapkan metode digital farming dengan pendampingan dari Bank Indonesia, produksi meningkat drastis menjadi sekitar 2,6 kg per pohon,” jelas Indra.

Indra juga mengungkapkan bahwa panen perdana ini hanya dilakukan di area seluas satu hektare dari total 48 hektare yang mereka kelola. Ia berharap, kedepannya lebih banyak petani yang dapat merasakan manfaat dari program GNPIP.

“Kami terus berkoordinasi untuk memastikan program ini berlanjut dan berkembang, mengurangi ketergantungan terhadap pasokan luar daerah, serta membantu petani dalam meningkatkan kesejahteraan mereka,” tambah Indra.

Melalui kolaborasi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan kelompok tani, GNPIP Riau berkomitmen untuk terus memperkuat sektor pertanian di provinsi ini, khususnya dalam meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi inflasi pangan, dan menjaga stabilitas harga di pasar.