SERANTAUMEDIA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada hari Rabu, 15 Januari 2025, mengkritik kecenderungan banyak orang kaya Indonesia yang berbelanja di luar negeri daripada membelanjakan uangnya di dalam negeri, dengan alasan bahwa perilaku ini merusak ekonomi nasional.
Meskipun mewakili persentase kecil dari populasi, Airlangga mengatakan warga negara terkaya di negara ini dapat berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kita punya masalah di sini, 10 juta orang itu sering memilih untuk tidak membelanjakan uangnya di Indonesia,” kata Airlangga dalam forum BNI Investor Daily Roundtable di Jakarta.
“Kelompok konsumen ini sangat sensitif terhadap ketersediaan dan pilihan produk, dan sebagian besar dari mereka tidak berbelanja di Indonesia,” imbuhnya.
Kendati demikian, Airlangga menggarisbawahi bahwa indeks konsumsi Indonesia tetap kuat dan terus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
Konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 50 persen PDB negara ini, yang mencerminkan peran penting belanja domestik dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Selama Pekan Belanja Online Nasional lalu, platform e-commerce Indonesia mencatat total transaksi sebesar Rp 31,2 triliun ($807 juta) dari 10-16 Desember, yang menunjukkan semakin besarnya pengaruh pasar digital dalam meningkatkan konsumsi.
Airlangga juga menyoroti inisiatif pemerintah untuk memperkuat pasar domestik, termasuk kebijakan untuk mempromosikan produk lokal dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan, memastikan ketersediaan dan variasi yang lebih baik bagi konsumen.
Menurutnya, peningkatan konsumsi sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, dan negara harus menciptakan lingkungan yang membuat masyarakat Indonesia merasa terdorong untuk membelanjakan uangnya di dalam negeri. *** (dmh)