PEKANBARU, SERANTAU MEDIA - Universitas Lancang Kuning (Unilak) menjadi universitas pertama di Riau yang meluncurkan Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Prodi K3). Peluncuran ini menandai langkah-langkah penting untuk menghasilkan lulusan yang siap bekerja di berbagai industri.
Langkah ini mendapat dukungan langsung dari Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Riau, Bobi Rachmat. Dikatakannya, Prodi K3 sangat cocok dengan kondisi industri di Riau yang terus berkembang.
"Kami mengapresiasi Unilak yang mengembangkan program studi K3. Ini yang pertama di Riau. Banyak perusahaan di sini, jadi pasti mereka membutuhkan tenaga ahli K3," kata Bobi di Pekanbaru, Rabu (28/05/2025).
Ia menambahkan, kehadiran Prodi K3 di Unilak dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan profesional dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Program ini menjadi langkah penting dalam memperkuat sistem ketenagakerjaan yang aman dan berkelanjutan di Riau.
Selain itu, Prodi ini memberikan peluang besar bagi pemuda untuk berkarier di bidang yang penting ini.
“Harapannya, lulusan dari Prodi ini nanti bisa memenuhi kebutuhan tenaga ahli K3,” ujarnya.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah 17, Dr H Nopriadi SKM Mkes, juga memberi dukungan terhadap langkah-langkah Unilak membuka Prodi K3. Ia menyatakan, LLDIKTI Wilayah 17 akan terus mendukung kemajuan Unilak dan perguruan tinggi lain di Riau dan Kepri.
“Selamat atas berdirinya Prodi K3. Ini langkah penting dan sesuai kebutuhan pasar kerja. Prodi ini tidak hanya membantu industri, tetapi juga peduli terhadap keselamatan dan masa depan bangsa,” ujarnya.
Rektor Unilak, Prof Dr Junaidi SS MHum PhD, menjelaskan, pembukaan Prodi K3 berawal dari studi dan kebutuhan pasar di Riau. Ia menambahkan, Unilak berencana mengembangkan skema Pembelajaran Lampau (RPL) setelah prodi ini mendapat akreditasi.
"Prodi ini fokus pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Ini yang pertama di Riau. Kami buat ini untuk memenuhi kebutuhan perusahaan di sini. Kami sudah lama melakukan riset dan yakin ini akan diminati industri," ungkap Junaidi. (rls)