• Sat, Aug 2025

Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan Melebihi Negara-negara di Kawasan Meskipun Ekonomi Global Melambat

Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan Melebihi Negara-negara di Kawasan Meskipun Ekonomi Global Melambat

Laporan Prospek Ekonomi Global terbaru dari Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan tetap stabil pada angka 2,7 persen pada tahun 2025 dan 2026, sesuai dengan laju yang diharapkan pada tahun 2024. Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh penurunan inflasi dan suku bunga secara bertahap.


SERANTAUMEDIA - Laporan Prospek Ekonomi Global terbaru dari Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan tetap stabil pada angka 2,7 persen pada tahun 2025 dan 2026, sesuai dengan laju yang diharapkan pada tahun 2024. Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh penurunan inflasi dan suku bunga secara bertahap.

Untuk Indonesia, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan sebesar 5 persen pada tahun 2024, dengan pertumbuhan sebesar 5,1 persen pada tahun 2025 dan 2026, melampaui perkiraan pertumbuhan rata-rata sebesar 4 persen untuk negara-negara berkembang. 

Namun, proyeksi ini masih jauh dari tingkat pertumbuhan sebelum pandemi dan dianggap tidak cukup untuk mengatasi tantangan pengentasan kemiskinan dan tujuan pembangunan yang lebih luas.

"Bersamaan dengan perlambatan aktivitas di Tiongkok, pertumbuhan ekspor kemungkinan akan melambat terutama di negara-negara yang mengalami pemulihan terkuat—terutama di negara-negara yang sangat berorientasi ekspor seperti Malaysia. Sebaliknya, di mana pertumbuhan perdagangan melambat tahun lalu dan aktivitas ekonomi lebih bergantung pada permintaan domestik, termasuk di Indonesia, pertumbuhan perdagangan yang lebih stabil diperkirakan akan terjadi dalam jangka waktu yang diperkirakan," demikian pernyataan Bank Dunia pada hari Jumat, 17 Januari 2025.  

Negara-negara berkembang, yang menyumbang 60 persen pertumbuhan global, diproyeksikan akan mengakhiri kuartal pertama abad ke-21 dengan prospek pertumbuhan jangka panjang terlemah sejak tahun 2000. Bank Dunia menyatakan bahwa meskipun negara-negara ini semakin penting bagi ekonomi global—sekarang menyumbang 45 persen dari PDB global dibandingkan dengan 25 persen pada tahun 2000—negara-negara ini menghadapi tantangan yang berat.

Indermit Gill, Kepala Ekonom Bank Dunia, memperingatkan bahwa 25 tahun ke depan akan menjadi masa yang lebih berat bagi negara-negara berkembang dibandingkan 25 tahun terakhir.

Beban utang yang tinggi, investasi yang lemah, pertumbuhan produktivitas yang stagnan, dan meningkatnya biaya perubahan iklim kini muncul sebagai hambatan utama.

"Kekuatan yang pernah membantu kebangkitan mereka telah menghilang," kata Gill, menekankan perlunya strategi ekonomi baru. Negara-negara berkembang, menurutnya, harus fokus pada reformasi domestik untuk menarik investasi swasta, meningkatkan hubungan perdagangan, dan mengoptimalkan penggunaan modal, bakat, dan energi.

Laporan tersebut juga menyoroti pentingnya kemitraan perdagangan, khususnya di antara negara-negara berkembang, sebagai katalis potensial bagi pertumbuhan. 

“Dalam dunia yang dibentuk oleh ketidakpastian kebijakan dan ketegangan perdagangan, negara-negara berkembang akan membutuhkan kebijakan yang berani untuk memanfaatkan peluang yang belum dimanfaatkan untuk kerja sama lintas batas,” kata M. Ayhan Kose, Wakil Kepala Ekonom di Bank Dunia.

Meskipun prospek global dibayangi oleh ketidakpastian kebijakan yang tinggi, meningkatnya ketegangan perdagangan, dan inflasi yang terus berlanjut, ada pula potensi pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan. 

Langkah-langkah stimulus di Tiongkok dapat meningkatkan permintaan, sementara belanja rumah tangga yang kuat di Amerika Serikat dapat menguntungkan pertumbuhan global, termasuk pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang.

Laporan tersebut menekankan bahwa meskipun banyak tantangan, ada peluang utama bagi negara-negara berkembang untuk meningkatkan prospek pertumbuhan mereka. 

Mengatasi defisit infrastruktur, mempercepat transisi ke ekonomi rendah karbon, dan berinvestasi dalam sumber daya manusia dapat mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Selain itu, negara-negara harus berkolaborasi untuk memperkuat tata kelola perdagangan global, yang didukung oleh lembaga multilateral.

Negara-negara berkembang, walaupun menghadapi rintangan yang signifikan, memiliki jalan ke depan jika mereka menjalankan kebijakan yang tepat untuk mengubah tantangan menjadi peluang. *** (dmh)