• Sat, Aug 2025

Stabilkan Harga Santan, Batam Jalin Kerja Sama Antar Daerah untuk Pasokan Kelapa

Stabilkan Harga Santan, Batam Jalin Kerja Sama Antar Daerah untuk Pasokan Kelapa

Kabid Pasar Disperindag Batam, Elfasi, mengungkapkan bahwa saat ini harga santan murni di Batam telah menembus angka Rp46 ribu per kilogram.


BATAM | SERANTAUMEDIA - Untuk mengatasi lonjakan harga santan yang signifikan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam menjalin kerja sama antar daerah (KAD) guna memenuhi kebutuhan bahan baku kelapa yang digunakan untuk produksi santan murni.

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menstabilkan harga komoditas penting tersebut di pasar.

Kepala Bidang Pasar Disperindag Batam, Elfasi, mengungkapkan bahwa saat ini harga santan murni di Batam telah menembus angka Rp46 ribu per kilogram, jauh lebih tinggi dibandingkan harga normal yang berkisar antara Rp26 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.

Kenaikan harga ini, menurut Elfasi, disebabkan oleh lonjakan permintaan selama bulan Ramadhan, yang berdampak pada konsumsi yang lebih tinggi dari biasanya.

"Dalam kondisi normal, kebutuhan santan di Batam sekitar 5 ton per hari. Tapi saat Ramadhan, bisa meningkat hingga 7-8 ton per hari," ujar Elfasi, Selasa (4/3/2025).

Kenaikan harga santan ini juga dipicu oleh peningkatan konsumsi masyarakat yang menggunakan santan sebagai bahan utama dalam berbagai hidangan khas Ramadhan.

Selain itu, Elfasi menjelaskan bahwa pasokan kelapa yang menjadi bahan baku santan di Batam selama ini dipenuhi dari wilayah Bintan, Tembilahan, dan Dumai.

Meskipun demikian, ia memastikan bahwa kebutuhan pasokan santan murni untuk Batam masih dapat dipenuhi dengan kerja sama antar daerah tersebut.

Meskipun Batam memiliki potensi kelapa yang cukup besar, Elfasi mengakui bahwa Kepulauan Riau belum mampu memenuhi kebutuhan kelapa secara mandiri untuk produksi santan di Batam.

Oleh karena itu, penting untuk terus menjaga kerja sama dengan daerah luar Batam.

"Kepri sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan kelapa untuk produksi santan di Batam, sehingga kerja sama dengan daerah lain sangat diperlukan," tambah Elfasi.

Sementara itu, Muhammad Yunus Muda, Ketua Komisi II DPRD Kota Batam, menekankan perlunya kolaborasi lebih lanjut antara pemerintah kota dan pihak terkait untuk memastikan kelancaran pasokan bahan pokok, termasuk santan, menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Yunus mengingatkan, fenomena kenaikan harga bahan pokok menjelang hari besar seperti Ramadhan dan Lebaran adalah hal yang biasa, namun perlu upaya serius dalam menjaga kestabilan harga.

"Potensi kelapa di Batam sebenarnya bisa dimanfaatkan lebih maksimal untuk memenuhi kebutuhan santan di daerah tersebut. Jika pasokan kelapa terus berasal dari luar daerah, Batam akan rentan terhadap gangguan distribusi," ungkap Yunus.

Dari hasil sidak tersebut, DPRD Batam berencana untuk melanjutkan pembahasan bersama Disperindag mengenai langkah-langkah strategis dalam mengamankan stok pangan, dengan fokus pada kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok selama Ramadhan hingga Idul Fitri.

"Perlu ada pengelolaan yang lebih baik terhadap potensi kelapa lokal. Pemerintah daerah harus lebih serius dalam memanfaatkan potensi ini untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan luar daerah," tukas Yunus.