• Thu, Jul 2025

Tepis Isu Penggusuran, Kadisbudpar Tanjungpinang Tegaskan Situs Makam Daeng Celak Aman

Tepis Isu Penggusuran, Kadisbudpar Tanjungpinang Tegaskan Situs Makam Daeng Celak Aman


TANJUNGPINANG, SERANTAU MEDIA - Situs Cagar Budaya Kompleks Makam Daeng Celak di Jalan Daeng Celak, Tanjungpinang, dipastikan tetap utuh dan terpelihara. Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang, M. Nazri, menanggapi kabar di media sosial soal dugaan penggusuran oleh pihak swasta.

Hasil pengecekan lapangan bersama Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan bahwa kegiatan di sekitar lokasi hanya berupa pembersihan dan pemerataan lahan, tanpa menyentuh kawasan makam.

“Kami telah meninjau langsung lokasi bersama dinas terkait. Makam Daeng Celak tidak masuk dalam area pekerjaan. Lokasinya tetap aman,” kata Nazri, Rabu (16/7/2025).

Disbudpar juga telah bertemu langsung dengan pemilik lahan, Djodi Wirahadikusuma, untuk mengklarifikasi kegiatan tersebut. Dalam pertemuan yang turut melibatkan BPK Wilayah IV Kepulauan Riau, Dinas Kebudayaan Provinsi, dan Kelurahan Kampung Bugis, diketahui bahwa sebagian lahan yang telah diratakan justru akan dihibahkan kepada Pemerintah Kota Tanjungpinang.

“Lahan tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk fasilitas umum penunjang wisata sejarah. Desainnya disiapkan oleh Dinas PUPR Kota Tanjungpinang,” jelas Nazri.

Djodi menyampaikan, hibah lahan ini merupakan bentuk kontribusinya terhadap pelestarian sejarah Melayu dan pengembangan sektor wisata religi dan budaya.

“Saya berharap makam Daeng Celak bisa lebih nyaman dikunjungi peziarah, dan turut mendorong ekonomi masyarakat sekitar,” ucapnya.

Kompleks Makam Daeng Celak merupakan salah satu situs ziarah sejarah penting di Kepulauan Riau. Selain ramai dikunjungi peziarah lokal dan nasional, situs ini juga menarik minat wisatawan dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Bersama Makam Daeng Marewah, situs ini menjadi bagian dari jejak sejarah Kesultanan Melayu yang pernah mencakup Riau, Lingga, Johor, dan Pahang. Nilai historis dan spiritualnya menjadikan situs ini sebagai potensi wisata budaya yang strategis di Kota Tanjungpinang. (DK/red)