SIAK, SERANTAU MEDIA – Aksi massa Desa Tukang, Kecamatan Tualang, Siak, menggeruduk kantor dan perumahan milik PT SSL berujung aksi anarkis. Massa yang marah membakar pos keamanan dan lima rumah milik karyawan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) itu Insiden ini diperkirakan besar dipicu oleh konflik lahan yang sudah lama tidak menemukan jalan keluar, antara warga dan pihak perusahaan
Kapolres Siak AKBP Eka Ariandy saat dikonfirmasi terjadinya pembakaran tersebut, menjelaskan, massa kecewa dan merasa dipermainkan oleh pihak perusahaan.
Menurut Kapolres, sebenarnya sudah ada rencana pertemuan antara warga dan perusahaan. Jadwalnya pukul 10 pagi, tetapi pihak PT SSL tidak hadir. Ketiadaan itu membuat warga yang menunggu semakin kecewa.
“Rencananya ada pertemuan antara masyarakat dan perusahaan pukul 10 pagi, tapi dari perusahaan tidak datang,” jelas Eka.
Kemudian, massa yang sudah lama menunggu akhirnya kehilangan kesabaran. Tanpa ragu, mereka langsung membakar pos keamanan utama dan lima rumah di area tersebut.
“Emosinya meluap dan langsung membara. Mereka sudah menunggu, saat perusahaan tidak datang, mereka bertindak spontan,” tambah Eka.
Namun, saat ini situasi di lokasi sudah tenang. Polisi dan tim gabungan sedang berusaha memadami api dan mengamankan area kejadian. Ini untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Eka menegaskan bahwa akar masalah utama adalah konflik lahan yang sudah berlangsung lama. Konflik ini menjadi sumber ketegangan antara warga dan PT SSL, yang bergerak di bidang HTI. Peristiwa hari ini adalah puncaknya.
Polisi sedang menyelidiki siapa saja yang terlibat dalam pembakaran ini. Mereka juga mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi konflik lahan yang terus mengganggu daerah Tumang, Siak.
Pihak yang berwenang berkomitmen menjaga keamanan dan perdamaian di sana. Mereka juga mendorong dialog antara warga dan perusahaan. Tujuannya, agar konflik lahan dapat diselesaikan dengan damai dan berkelanjutan. Upaya ini penting agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. ***