PEKANBARU, SERANTAU MEDIA - Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni meyakini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Rokan Hilir (Rohil) diduga kuat sengaja dibakar.
Diketahui, karhutla di Rohil telah terjadi selama 10 hari belakangan. Upaya pemadaman dari darat dan udara dengan helikopter waterbombing telah dilakukan.
"Tadi kami meninjau di Pujud dan Bangko Pusako. Itu kelihatan sekali dibakar untuk kepentingan landkliring kebun sawit," sebutnya saat ditemui usai patroli udara, Rabu (23/7/2025).
Dikatakannya, saat ini titik api telah menurun namun cuaca yang ektrim masih perlu diantisipasi. Sebab berdasarkan data dari BMKG, tingkat kekeringan tinggi sehingga sangat rentan terbakar. "Jangan main api, nanti ditangkap," lanjutnya.
Jumlah titik panas (hotspot) di Provinsi Riau menurun menjadi 135 titik dari sebelumnya sempat mencapai 586 titik dalam beberapa hari terakhir, Rabu.
Kepala BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan penurunan jumlah hotspot ini terjadi di tengah kondisi cuaca yang masih diliputi musim kemarau dan suhu panas ekstrem.
“Memang saat ini kita sedang musim panas. Tapi Alhamdulillah mulai ada hujan turun, walaupun masih intensitas ringan dan sedang di beberapa daerah,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, teknologi modifikasi cuaca (TMC) telah menghasilkan hujan.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto memaparkan total sebanyak delapan ton garam telah disemai di langit Riau untuk mempercepat pembentukan hujan, Selasa (22/7).
“Kemarin disemai tiga ton, hari ini lima ton. Sudah cukup banyak hujan yang turun meskipun belum merata. Sebagian besar turun di wilayah pesisir timur Riau seperti Rokan Hilir (Rohil), bagian utara Pekanbaru, dan sekitarnya,” kata Seto seperti dikutip dari Antara.***