• Tue, Jul 2025

ADB Tandatangani Kesepakatan Pembiayaan Sebesar USD92,6 Juta untuk Proyek Panas Bumi 83 MW di Sumatera Barat

ADB Tandatangani Kesepakatan Pembiayaan Sebesar USD92,6 Juta untuk Proyek Panas Bumi 83 MW di Sumatera Barat

Bank Pembangunan Asia atau ADB mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan pembiayaan senilai total USD92,6 juta (Rp 1,5 triliun) untuk proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi di Sumatera Barat.


SERANTAUMEDIA - Bank Pembangunan Asia atau ADB mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan pembiayaan senilai total USD92,6 juta (Rp 1,5 triliun) untuk proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi di Sumatera Barat.

Pemberi pinjaman internasional tersebut telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan panas bumi Supreme Energy Muara Laboh (SEML). 

Ini adalah usaha patungan yang didirikan oleh perusahaan investasi Jepang Sumitomo Corporation, perusahaan minyak yang berpusat di Tokyo Inpex, dan perusahaan energi terbarukan Indonesia Supreme Energy.

ADB mengatakan sekitar USD38,8 juta dari paket pembiayaan yang diatur akan berasal dari sumber daya modal biasa bank.

 Sekitar USD38,8 juta akan bersumber dari Pinjaman B ADB yang disindikasikan dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation dengan yang pertama bertindak sebagai pemberi pinjaman yang tercatat. ADB mengungkapkan bahwa sisa USD15 juta akan menjadi pinjaman lunak dari Australian Climate Finance Partnership (ACFP). 

ACFP adalah fasilitas pembiayaan campuran lunak yang dikelola ADB yang didanai oleh pemerintah Australia.

"Proyek ini akan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong solusi energi berkelanjutan yang akan meningkatkan ketahanan energi jangka panjang negara ini. Sangat penting bagi sektor swasta dan publik untuk bekerja sama dalam memajukan pengembangan panas bumi," kata direktur negara ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga.

ADB bukan satu-satunya bank yang membiayai proyek perluasan panas bumi ini yang pada akhirnya dapat memberi listrik bagi 900.000 rumah tangga di Pulau Sumatera.

Sindikasi lembaga keuangan lain yang terdiri dari Japan Bank for International Cooperation (JIBC), Mizuho Bank, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, MUFG Bank, dan Hyakugo Bank bergabung dengan ADB dalam skema pinjaman ini. 

Pinjaman dari lembaga keuangan swasta dilindungi oleh asuransi pinjaman luar negeri yang tidak terikat yang disediakan oleh perusahaan asuransi Jepang NEXI.

SEML akan menggunakan pendanaan yang baru diperoleh itu untuk mendirikan pembangkit listrik tenaga panas bumi baru berkapasitas 83 megawatt di lokasi yang berdekatan dengan unit berkapasitas 85 megawatt yang telah beroperasi secara komersial pada akhir tahun 2019.

Menurut Sumitomo Corporation, pekerjaan konstruksi untuk unit kedua akan dimulai tahun ini. Operasi komersialnya diharapkan akan dimulai pada tahun 2027.

Total biaya proyek diperkirakan mencapai sekitar 70 miliar yen atau sekitar USD443,4 juta.

SEML juga telah menandatangani perjanjian pembelian listrik dengan perusahaan listrik milik negara PLN. Kesepakatan ini akan berlaku hingga 2052. 

Pembangunan unit tambahan hingga 66 megawatt juga sedang dalam proses.

Proyek panas bumi Muara Laboh didukung oleh Komunitas Nol Emisi Asia (AZEC) -- sebuah platform netralitas karbon yang menyatukan anggota ASEAN (kecuali Myanmar), Jepang, dan Australia.

Pengumuman pinjaman itu muncul tak lama setelah Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba melakukan kunjungan kenegaraan ke Bogor untuk beberapa pembicaraan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto. Kedua pemimpin sepakat untuk memperkuat kerja sama energi guna mendorong pertumbuhan Indonesia secara berkelanjutan, menurut Ishiba.

“Saya telah mengonfirmasi kemitraan kita dalam dekarbonisasi dan energi. … Ini termasuk pabrik Muara Laboh di bawah kerangka AZEC,” kata Ishiba. *** (dmh)