• Fri, Sep 2025

Rezeki Ditutup, 15.555 Orang Kunjungi Pekan Budaya Melayu Serumpun 2025

Rezeki Ditutup, 15.555 Orang Kunjungi Pekan Budaya Melayu Serumpun 2025



PEKANBARU, SERANTAU MEDIA - Kehadiran Mahkota, pin, dan pedang Kesultanan Siak yang dipamerkan pada Pekan Budaya Melayu Serumpun 2025 menjadi daya tarik utama bagi belasan ribu warga Riau. Berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang ingin melihat langsung peninggalan bersejarah tersebut.

Data dari penyelenggara, pameran Mahkota Sultan Siak mencatat jumlah pengunjung yang sangat mengesankan selama empat hari pelaksanaannya. Total pengunjung mencapai 15.555 orang, menunjukkan tingginya minat masyarakat. 

Pada hari pertama, 7 Agustus 2025, tercatat 1.022 orang hadir. Angka ini melonjak tajam pada hari kedua, 8 Agustus, dengan 2.768 pengunjung. Puncak keramaian terjadi pada Sabtu, 9 Agustus, di mana 9.875 orang memadati area pameran. Sementara itu, di hari terakhir, 10 Agustus 2025, tercatat 1.890 pengunjung yang masih antusias untuk melihat pameran ini sebelum ditutup.

Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat menjelaskan bahwa data kunjungan tersebut membuktikan kuatnya daya tarik budaya Melayu sebagai destinasi wisata. Lebih dari sekadar daya tarik wisata, acara ini juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.

"Angka tersebut merupakan bukti bahwa budaya Melayu menjadi daya tarik yang kuat untuk mendatangkan wisatawan," ungkapnya. 

Ia juga mengungkapkan rasa bangganya atas respons luar biasa dari masyarakat. Menurutnya, acara ini bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah pengalaman berharga. 

"Terima kasih untuk para warga yang telah menikmati Pekan Budaya Melayu Serumpun. Tentu ini menjadi pengalaman terindah bagi kami karena dapat menampilkan berbagai kekayaan budaya dan benda bersejarah," ujar Roni Rakhmat, Minggu (10/8/2025).

Dari sisi ekonomi, acara ini juga berhasil menciptakan perputaran uang yang fantastis. Di 80 stan UMKM dan ekonomi kreatif (ekraf) yang berpartisipasi, tercatat perputaran uang mencapai Rp788.650.000. 

Acara ini memang menyediakan ruang bagi 105 pelaku ekonomi kreatif untuk memperkenalkan produk-produk khas Melayu. Mereka menjajakan beragam produk, mulai dari kuliner tradisional, kerajinan tangan, hingga wastra Riau. Roni Rakhmat menekankan pentingnya peran mereka. 

"Kami memberi ruang bagi pelaku ekraf untuk memperkenalkan produknya. Artinya, ini menjadi bukti bahwa sektor pariwisata dan budaya mampu memberi dampak ekonomi nyata bagi masyarakat," katanya.

Keberhasilan Pekan Budaya Melayu Serumpun ini tak lepas dari kerja keras seluruh pihak yang terlibat. Acara ini dimeriahkan oleh 1.066 pelaku seni yang menampilkan berbagai pertunjukan, mulai dari tari-tarian tradisional, musik khas Melayu, hingga seniman mural yang mempercantik area pameran. Kolaborasi antara berbagai seniman ini menciptakan suasana yang hidup dan meriah.

Roni Rakhmat menyebut para pelaku seni sebagai "jiwa" dari acara ini. Ia menekankan bahwa kontribusi para seniman menjadi elemen vital dalam menarik perhatian dan menghibur para pengunjung, menjadikan acara ini tak terlupakan.

"Mereka adalah jiwa dari Pekan Budaya Melayu Serumpun. Tanpa mereka, suasana tidak akan sehidup ini," pujinya. 

Selain pelaku seni, acara ini juga memberdayakan 290 tenaga kerja di berbagai bidang. Mulai dari logistik yang memastikan kelancaran acara, petugas keamanan, hingga tim dokumentasi dan pelayanan, semua bekerja sama untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung. Keterlibatan banyak pihak ini menunjukkan skala besar dan terorganisirnya acara.***