• Thu, Jul 2025

Rupiah Diprediksi Menguat, Kembali Rp15.000 per Dolar AS?

Rupiah Diprediksi Menguat, Kembali Rp15.000 per Dolar AS?

Gubernur BI menyatakan, tidak menutup kemungkinan rupiah dapat kembali ke level Rp 15.000 per dolar AS, mengingat sejumlah indikator ekonomi yang mendukung.


JAKARTA | SERANTAUMEDIA - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimistis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memiliki peluang untuk menguat di tengah kondisi ekonomi yang stabil.

Ia bahkan tidak menutup kemungkinan rupiah dapat kembali ke level Rp 15.000 per dolar AS, mengingat sejumlah indikator ekonomi yang mendukung.

“Dari sisi fundamental, nilai tukar masih ada ruang stabil bahkan cenderung menguat. Inflasi rendah, pertumbuhan perekonomian masih bagus, dan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) menarik,” ujar Perry dilansir detik.com, Jumat (24/1/2025).

Perry menegaskan bahwa fokus kebijakan Bank Indonesia adalah pada penguatan stabilitas nilai tukar.

Stabilitas ini, menurutnya, menjadi elemen penting untuk mengendalikan inflasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, menjaga sustainabilitas fiskal, dan memastikan stabilitas sistem keuangan.

“Dan fokusnya yang kami maksud adalah stabil sejalan dengan mata uang regional, bahkan rupiah menguat dibandingkan mata uang negara-negara maju,” tambah Perry.

Perry menjelaskan bahwa penguatan rupiah sangat bergantung pada pergerakan indeks dolar AS.

Ia menyebut bahwa implementasi kebijakan baru terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) akan menjadi salah satu faktor kunci dalam mendukung penguatan nilai tukar rupiah.

“Pada triwulan III tahun lalu, rupiah sempat berada di level Rp 15.300 per dolar AS saat indeks dolar berada di angka 102-103. Saat itu, terjadi arus masuk SBN sebesar Rp 60,7 triliun dan arus masuk Sertifikat Bank Indonesia (SRBI) mencapai Rp 54,2 triliun. Harapan kami, implementasi DHE dari sektor sumber daya alam (SDA) akan mendukung stabilisasi lebih lanjut,” jelasnya.

Bank Indonesia melihat ruang bagi penguatan rupiah di tengah prospek pertumbuhan ekonomi yang positif.

Dengan inflasi yang terkendali dan daya tarik imbal hasil SBN, kondisi ekonomi Indonesia diproyeksikan tetap solid di tahun 2025.

Namun demikian, Perry juga mengingatkan bahwa penguatan rupiah tidak sepenuhnya dapat dilepaskan dari faktor eksternal, seperti dinamika kebijakan moneter global dan pergerakan dolar AS.

“Stabilisasi nilai tukar sangat penting untuk memastikan ekonomi Indonesia tetap tumbuh dengan baik. Harapan kami, kebijakan-kebijakan strategis yang telah disiapkan dapat terus memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional,” pungkas Perry.