BATAM | SERANTAUMEDIA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Batam terus berkembang dengan target semakin banyak pelajar yang mendapatkan manfaat dari inisiatif ini.
Demi mempercepat perluasan program, Dinas Pendidikan (Disdik) Batam mengusulkan keterlibatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam penyaluran makanan bergizi kepada pelajar.
Kepala Disdik Batam, Tri Wahyu Rubianto, mengungkapkan bahwa saat ini hanya ada satu dapur umum yang dapat melayani sekitar 3.294 pelajar di empat sekolah.
Namun, dengan target nasional sebesar 82 juta siswa yang akan menerima manfaat pada September 2025, Batam harus segera menyiapkan solusi untuk memperluas cakupan penerima manfaat dengan cepat.
“Karena program ini menargetkan distribusi ke banyak sekolah, kami membutuhkan strategi yang tepat. Salah satunya adalah menggandeng mitra UMKM yang memiliki dapur yang sudah memenuhi syarat untuk menyalurkan makanan bergizi,” kata Tri Wahyu Rubianto dilansir tribunbatam.id, Minggu (9/2/2025).
Menurutnya, melibatkan UMKM dalam program ini akan lebih cepat dibandingkan membangun dapur umum baru, yang memerlukan waktu untuk penyiapan lahan, fisik, dan peralatan.
Di daerah-daerah hinterland yang sulit dijangkau oleh dapur umum, UMKM menjadi solusi efektif untuk memastikan distribusi makanan tetap berjalan.
Selain itu, Disdik Batam juga berupaya memastikan penyaluran makanan tidak mengganggu jam belajar siswa.
Kepala sekolah diminta untuk mencatat waktu pengantaran makanan agar tidak mengganggu kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
“Ketepatan waktu pengantaran menjadi catatan penting. Kami juga terus mengevaluasi menu makanan agar tetap menarik bagi siswa, sekaligus meminimalisir limbah sisa makanan,” tambah Tri.
Pada tahun ini, Disdik Batam menargetkan penyediaan 20 dapur umum untuk melayani sekitar 57.690 siswa penerima MBG.
Namun, dengan percepatan program yang ditargetkan selesai pada September 2025, jumlah dapur mungkin perlu ditambah.
“Dengan menggandeng mitra UMKM, kami berharap program ini bisa lebih cepat berjalan. Saat ini, kami menunggu hasil asesmen dari BGN (Badan Gizi Nasional) dan SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi),” tukasnya.