PEKANBARU, SERANTAU MEDIA - Polda Riau beserta jajaran berhasil menangkap 169 orang yang terlibat dalam aksi premanisme selama pelaksanaan Operasi Pekat (Penyakit Masyarakat) pada 1–14 Mei 2025.
Dari total tersangka, 163 di antaranya adalah laki-laki dan enam perempuan. Sebanyak 13 orang merupakan pelajar di bawah umur. Dalam penangkapan tersebut, polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti berupa pisau, samurai, double stick, parang, hingga tongkat pemukul bisbol.
Wakapolda Riau, Brigjen Jossy Kusumo, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberikan toleransi terhadap segala bentuk aksi premanisme yang mengganggu ketentraman masyarakat.
"Jika ada satu saja warga Riau merasa tidak aman, maka itu menjadi tanggung jawab kami. Kami berkomitmen menindak tegas aksi premanisme di wilayah hukum Polda Riau. Jangan coba-coba, kami akan sikat," tegas Brigjen Jossy, Kamis (15/6/2025).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Asep Darmawan, menjelaskan bahwa para pelaku terlibat dalam berbagai tindak pidana. Mereka bahkan tak segan melukai korban dengan senjata tajam demi mengambil barang berharga.
“Jenis tindak kriminal yang dilakukan mencakup pencurian dengan pemberatan, penyalahgunaan senjata api dan airsoft gun, pencurian kendaraan bermotor, aksi geng motor, penganiayaan, pengerusakan, hingga kekerasan,” jelas Asep.
Ia menambahkan bahwa pelaku di bawah umur banyak yang tergabung dalam geng motor dan terlibat dalam aksi kekerasan secara berkelompok.
“Mereka mencari sasaran secara bergerombol, kemudian melakukan kekerasan, mengambil barang-barang korban, membacok, hingga merusak properti korban,” ungkap Asep.***