PEKANBARU, SERANTAU MEDIA - Pada Kamis sore, 29 Mei 2025, KH. Muhammad Mursyid datang ke Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) di Pekanbaru. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini ingin mendukung perjuangan daerah istimewa di Riau. Ia menyatakan siap membantu usulan yang sedang diperjuangkan LAMR bersama masyarakat.
Kedatangan KH. Muhammad Mursyid disambut langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Harian LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil. Ia didampingi Sekretaris Umum Jonnaidi Dasa dan Bendahara Umum Datuk Muhammad Fadli, serta beberapa pengurus LAMR lainnya.
Kunjungan berlangsung santai dan penuh keakraban. Dalam percakapan selama satu jam, KH. Muhammad Mursyid menyampaikan tujuan datang, yaitu ingin memahami langsung aspirasi masyarakat Riau.
"Saya datang untuk meminta pandangan dan Arah. Saya merasa perlu mendengar dari LAMR, sebagai badan adat, agar langkah selanjutnya benar," kata dia.
Ketua DPH LAMR, Datuk Seri Taufik, mengatakan keinginan menjadikan Riau daerah istimewa sudah lama ada. Apalagi sejak Raja Siak menyerahkan kekuasaannya ke Indonesia.
Dia mengingatkan bahwa Sultan Syarif Qasim II juga menyumbangkan dana pribadi sebesar 13 juta gulden saat menyerahkan kekuasaan. Saat ini, Riau juga telah menghasilkan sekitar 35.000 barel minyak per hari.
Pada tahun 2020, saat pemerintah merevisi undang-undang pembentukan Provinsi Riau, LAMR sudah mengusulkan agar Riau menjadi daerah istimewa. Tapi, saat itu fokusnya ke perubahan undang-undang pembentukan provinsi saja.
Kini, situasi politik dan sosial mulai mendukung lagi. Pada tanggal 24 April 2025, dalam rapat di DPR RI, Riau masuk dalam daftar daerah yang diusulkan jadi daerah istimewa. Bersama beberapa provinsi lain, Riau diperhitungkan mendapatkan status istimewa.
“Jangan diam saja, padahal peluangnya sudah ada. Oleh karena itu, LAMR ingin memimpin perjuangan ini,” tegas Taufik.
Riau memiliki dasar sejarah dan budaya yang kuat sebagai daerah yang pantas mendapatkan kekhususan. Di masa lalu, banyak kerajaan aktif di sana, termasuk saat proklamasi kemerdekaan.
Ini bukan hanya soal masa lalu. Tapi juga soal adat dan budaya Melayu yang masih hidup dan berkembang di masyarakat hingga hari ini. Riau dikenal sebagai daerah yang cerdas dan berbudaya tinggi.
Selain itu, keberadaan lembaga adat, penggunaan bahasa Melayu sebagai identitas, dan tata sosial yang menghormati kearifan lokal menjadi bukti bahwa Riau memang punya karakter khusus. LAMR juga menyebutkan situs bersejarah besar di Riau, seperti Candi Muara Takus di Kampar, yang terkait langsung dengan budaya nusantara.
Setelah mendengar penjelasan dari Datuk Seri Taufik soal daerah istimewa Riau, KH. Muhammad Mursyid berkata akan ikut menyuarakan aspirasi ini di tingkat nasional. Ia ingin berperan aktif dan membantu perjuangan ini.***